FIA Memperkenalkan Sistem Poin yang Lebih Ketat untuk Superlicence F1

Otoinfo.id – Badan regulator Formula 1, FIA, telah memperkenalkan sistem poin yang lebih ketat untuk Superlicence setelah kasus debut Max Verstappen pada tahun 2015. Saat itu, Verstappen membuat debutnya di Grand Prix usia 17 tahun dan 166 hari, langsung melompat dari Formula 3.

Sistem baru ini menetapkan bahwa seorang pembalap harus memiliki total 40 poin, minimal berusia 18 tahun, dan menyelesaikan setidaknya 80% dari dua musim penuh di kejuaraan single-seater untuk memenuhi syarat mendapatkan Superlicence.

Ketentuan ini menjadi tantangan bagi pembalap yang tidak memiliki cukup poin, seperti yang dialami oleh pemenang IndyCar, Colton Herta. Meskipun Red Bull telah mengajukan permohonan Superlicence untuknya, namun Herta tetap tidak dapat membalap di F1.

Max Verstappen, juara dunia tiga kali, mengkritik sistem Superlicence yang diadopsi FIA saat ini. Dia menegaskan bahwa aturan ini dapat menghambat beberapa talenta muda untuk masuk ke Formula 1 dengan cepat karena harus mengumpulkan poin yang ditentukan terlebih dahulu.

Baru-baru ini, beredar rumor bahwa pembalap F2, Antonelli, akan segera dipromosikan ke F1 sebelum dia menginjak usia 18 tahun. Namun, tim Williams membantah spekulasi tersebut, menegaskan bahwa mereka tidak akan menggantikan Logan Sargeant di balapan berikutnya di Imola.

Baca Juga:  Honda Tak Bisa Tunggu 2027, Fokus Perbaiki Performa Motor MotoGP Segera

Sistem Superlicence FIA yang baru menjadi perdebatan, dengan sejumlah pembalap dan tim menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap ketentuan yang lebih ketat. Hal ini menunjukkan pentingnya evaluasi terus-menerus terhadap regulasi F1 untuk memastikan kesempatan yang adil bagi pembalap muda yang berbakat.